A. Pengantar
Seorang guru ketika hendak mengajarkan pelajarannya kepada murid-muridnya dia harus mampu mentransfer ilmu yang dipahaminya itu secara baik dan benar agar muridnya dapat memahami secara baik dan benar pula. Untuk mencapai tujuan dari pokok pelajaran yang hendak diajarkan tersebut, maka guru dituntut harus dapat menggunakan metode mengajar secara tepat.
Apa itu metode? Menurut Wina Sanjaya, metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun untuk suatu kegiatan nyata agar tujuan tercapai secara optimal. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik- baik untuk mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan.
Memang diakui bahwa tiada satupun metode yang benar-benar tepat untuk digunakan demi menyampaikan sebuah pelajaran, namun metode dalam mengajar adalah hal wajib digunakan oleh seorang guru dalam mengajar murid-muridnya. Hal praktis ini bukan perkara sepele, karena Tuhan Yesus sebagai Guru Agung juga mempergunakan berbagai-bagai metode dalam menyampaikan beritaNya mengenai Kerajaan Sorga dan ternyata hal itu berhasil sebagai seorang guru, bukan saja disebabkan isi pengajarannya, tetapi juga karena cara yang dipakaiNya itu tepat.
Tidak dipungkiri bahwa masih ada orang yang menganggap bahwa metode itu tidak penting. Bahkan ada ahli teologi yang menyangka bahwa ilmu teologi saja sudah cukup sedangkan soal metode itu tidak penting. Hal ini salah dan banyak terjadi di kalangan para pendeta juga dalam menyiapkan sebuah khotbah tidak memikirkan metode apa yang akan digunakan dalam menyampaikan khotbahnya sehingga dari waktu ke waktu kita hanya menyaksikan banyak khotbah yang disampaikan dalam bentuk otoriter dan bukan kreatif sehingga mengakibatkan jemaat menjadi bosan dan tidak tertarik dengan khotbah-khotbah di gereja. Para guru PAK di Sekolah dan guru-guru Sekolah Minggu di jemaatpun banyak yang demikian.
Menurut Homrighausen dan Enklaar Metode itu sendiri bersudut dua, ada sudut teori dan sudut praktek, (PAK, 1993, 99), artinya seorang guru dapat belajar berbagai metode dengan berbagai referensinya tetapi jika dia tidak memiliki bakat atau karunia untuk mengajar, maka metode apapun yang dipelajari tidak akan berarti apa-apa dalam melakukan tugas mengajar. Jadi seorang guru selain mengetahui berbagai metode mengajar dia juga harus memiliki karunia/bakat, semangat dan pengaruh pribadi sehingga dia berhasil menyampaikan pelajarannya dan dimengerti oleh murid-muridnya.
Metode senantiasa adalah alat dan jalan saja, bukan tujuan. Tujuan dari setiap metode adalah agar firman Tuhan dapat diberitakan dan mendarat dengan tepat pada sasarannya sehingga menghasilkan buah yang lebat.
B. Macam-Macam Metode Mengajar
Telah disebutkan di atas bahwa metode bukanlah tujuan tetapi merupakan alat dan jalan menuju tujuan . Oleh sebab itu, metode harus dibuat sebaik mungkin agar tujuannya dapat tercapai. Di bawah ini diperkenalkan beberapa metode yang dicuplik dari buku Pendidikan Agama Kristen Karangan Homrighausen dan Enklaar, yaitu :
1. Metode Kuliah atau Ceramah
2. Metode Berceritera
3. Metode Percakapan atau diskusi
4. Metode Lakon atau Sandiwara
5. Metode Penyelidikan
6. Metode Audiovisual
7. Metode Menghafal
8. Metode Bertanya
9. Prakarya (Pekerjaan Tangan)
10. Perkemahan atau kamp-kerja
Mengingat banyaknya metode dalam menyampaikan pelajaran, maka seorang guru harus menimbang secara baik tentang suatu metode apa yang akan digunakannya dalam menyampaikan firman Tuhan. Disini dibutuhkan keseriusan setiap guru untuk menemukan metode yang hendak digunakannya. Menurut Sara Little dalam pengajaran membutuhkan penggunaan berbagai macam ragam mengajar yang hendak dipilih secara selektif dan hati-hati. Menurutnya, berbagai ragam mengajar tersebut bertujuan membantu seseorang bertumbuh secara utuh (Andar Ismail, Ajarlah Mereka Melakukan, 2004, 93).
Sehubungan dengan hal di atas, maka seorang guru sebelum menentukan metode, tujuan dari materi pembelajaran yang hendak dicapai seharusnya sudah ditentukan terlebih dahulu. Metode dan tujuan merupakan dua variabel yang berkaitan, dengan kata lain tanpa adanya rumusan tujuan, metode sulit untuk dirancang. Begitu juga sebaliknya, tanpa adanya metode, tujuan tidak bisa dicapai. Oleh karena itu, seorang guru PAK harus terlebih dahulu mendalami bagian firman Tuhan yang akan disampaikan itu dengan seksama dan menjadi jelas bagi guru itu sendiri ; hatinya harus merasa tertarik dengan berita firman Tuhan yang akan disampaikan. Untuk itu seorang guru harus belajar dan berdoa tentang pokok yang hendak diajarkan kepada murid-muridnya agar Tuhan memberikan kepadanya terang Roh Kudus untuk menyiapkan tujuan dan metode yang akan digunakannya. Jadi, terlebih dahulu seorang guru harus menyiapkan berita Alkitab yang hendak diajarkan, mempelajarinya secara mendalam dan menemukan hal terpenting yang menjadi tujuan pembelajaran yang hendak dicapai sebagai pesan utama firman kepada anak-anak muridnya barulah dia menentukan metode apa yang tepat untuk digunakan dalam menyampaikan firman Tuhan tersebut. Sebagai Contoh materi tentang penciptaan alam semesta dalam Kejadian fasal 1. Metode apakah yang cocok untuk menyampaikan pelajaran ini? Tanya jawab dan Berceritera? Mengundang guru Ilmu hayat yang pandai untuk menjelaskan proses terciptanya dunia ini dari sudut pandang ilmu pengetahuan? Atau bagaimana?
C. Kesimpulan
Perlu diperhatikan bahwa tidak ada suatu metode tertentu yang baik untuk semua golongan umur atau semua kesempatan belajar mengajar. Seorang pengajar tidak bisa hanya menggunakan satu metode saja dan mengesampingkan metode lainnya. Contoh; teknik berceramah kemudian pengajar melanjutkan dengan pemutaran film yang berkaitan dengan ceramah guru PAK tersebut. Bahkan kemudian kesempatan ini diteruskan dengan membuat sebuah proyek bersama-sama oleh semua murid. Hal semacam ini bisa saja terjadi dan dibolehkan asal tujuan pelajarannya tercapai.
Artikel : Metode Mengajar Pendidikan Agama Kristen
Penulis : Pdt. Yance Numberi, S. Ag, M.Mis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar