A. Pendahuluan
Mengajar adalah suatu situasi yang bersifat universal – setiap orang melakukan hal ini. Orang tua mengajar anak-anaknya, atasan mengajar bawahannya, pelatih mengajar pemainnya, suami mengajar isterinya (demikian sebaliknya), dan guru mengajar murid-muridnya (Thomas Gordon; Menjadi Guru Efektif : 1). Sangat penting untuk dipahami bahwa mengajar dan belajar merupakan dua hal yang berbeda. Yang paling menonjol dari berbagai perbedaan antara belajar dan mengajar adalah bahwa mengajar dilakukan oleh satu orang sedang proses belajar dapat terjadi pada setiap orang (Thomas Gordon, hal. 3). Dari konsep yang bersifat universal ini, maka muncullah pertanyaan apa itu Hakekat Guru? Untuk menjelaskan tentang hakekat guru, maka diperlukan penjelasan definisi tentang apa itu hakekat dan apa itu guru.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Hakikat memiliki dua definisi, yaitu :
1. Hakikat : intisari atau dasar. Contoh : dia yg menanamkan “hakikat” ajaran Kristen di hatiku;
2. Hakikat berarti : kenyataan yg sebenarnya (sesungguhnya): Contoh : pada “hakikat”nya mereka orang baik-baik;
Sedangkan apa definisi guru? Dalam bahasa Sansekerta, secara harfiah, guru berarti “berat”. Sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Jadi Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Menurut Husnul Chotimah (2008) guru dalam pegertian sederhana adalah orang yang memfasilitasi proses peralihan ilmu pengetahuan dari sumber belajar ke peserta didik. Sedangkan Noor Jamaluddin (1978:1) Guru adalah pendidik, orang dewasa yang bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam pengembangan tubuh dan jiwa untuk mencapai kematangan, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifah (wakil) Allah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang mampu berdiri sendiri. Demikian pula Sukadi (2007: 9-10) mengemukakan bahwa guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya mengajar, mendidik, dan melatih peserta didik, serta memenuhi kompetensi sebagai orang yang patut digugu dan ditiru dalam ucapan dan tingkah lakunya. Ini berarti seorang guru bukan saja bertugas mentransfer nilai gagasan kepada anak tetapi juga memiliki kemampuan profesional dan memiliki tingkah laku yang patut diikuti dan ditiru oleh anak didiknya. Dalam pengertian lain menurut Mulyasa (2006: 37) bahwa guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta, dan lingkungannya. Sedangkan Homrighausen dan Enklaar mendefinisikan Guru dalam hubungannya dengan PAK adalah seorang yang memiliki tanggung jawab sebagai penafsir iman Kristen (Alkitab), gembala bagi murid – muridnya, pedoman dan pemimpin, serta seorang penginjil (Homrighausen dan Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, 2013:164).
B. Hakekat Guru Menurut Alkitab
Dalam Konsep Alkitab, Allah adalah guru mula-mula yang mengajarkan tentang jalan kebenaran dan kehidupan kepada manusia. Dia memberi tahu atau mengajar manusia pertama yaitu Adam tentang bagaimana ia harus hidup dan menjalani kehidupannya menurut jalan dan pikiran Allah (Kejadian 2:16-17). Dalam hal ini Pengajaran berpusat pada Allah sebagai guru Agung ( Habakuk 2:1-2).
Dalam konteks kehidupan bangsa Israel, guru memegang peranan ...
Apakah anda membutuhkan uraian artikel ini lebih lengkap? silahkan kirim WA ke 081247116757
Artikel Hakekat Guru Menurut Alkitab
Penulis : Pdt Yance Numberi, S.Ag, Mis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar