SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI VISI “MENJADI SEKOLAH TINGGI YANG UNGGUL, BERIMAN, BERILMU, DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN PADA TAHUN 2028”

Selasa, 02 April 2024

SEJARAH SINGKAT MASUKNYA INJIL DI DESA WADANKOU MALUKU

 

Ditulis Oleh Ayhu Mabessy


 

AA. Latar Belakang Desa Wadankou

 

Desa Wadankou adalah salah satu desa yang berada di Pulaun Molu, Kecamatan Molu Maru, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, yang merupakan Pulau yang paling Utara dari Kabupaten Maluku Tenggara Barat, yang dihuni oleh beberapa desa antara lain : Desa Wadankou, Desa Adodo Molu, Desa Wulmasa, dan Desa Tutunametal.

Awal terjadinya masyarakat yang ada di daratan Pulau Molu adalah orang-orang yang mendiami pulau ini antara lain :

1.    Sabono

2.    Ditiwear

3.    Liaas

4.    Sairatu

Mereka ini berasal dari “BANDA NEIRA” dan berdiam di pulau Molu. Dalam kehidupan mereka sehari-hari, mereka selalu hidup rukun dan damai di tempat atau kampung yang Bernama Wulmasa. Waktu terus berputar dan pada suatu waktu saudara mereka yang Bernama Liaas, Kembali ke kampung halaman mereka di Banda Neira, meninggalkan ketiga saudaranya, yaitu; Sabono, Ditiwear, dan Sairatu, yang memilih Pulau Molu sebagai tempat kediaman mereka.

Kehidupan mereka yang harmonis di antara tiga bersaudara itu tidak bertahan lama sehingga pada suatu waktu terjadi perselisihan di antara kedua kakak beradik, yaitu SABONO dan SAIRATU. Perselisihan itu tidak dapat dihindari lagi, akhirnya perangpun terjadi, Kakak dan adik saling melepaskan parang dan tombak untuk saling melukai satu sama lain. Untuk mengatasi perselisihan itu, saudara perempuan mereka DITIWEAR melepaskan semua pakaiannya, dengan demikian DITIWEAR dengan telanjang bulat berdiri di antara SABONO dan SAIRATU dengan maksud untuk melerai atau menghentikan perang saudara tersebut. Cara yang dilakukan DITIWEAR berhasil, maka berdamailah saudara-saudaranya itu.

  Setelah SABONO dan SAIRATU berdamai, maka dibuatlah suatu kesepakatan di antar mereka, hal ini dilakukan untuk menghindari perselisihan di antara mereka.

·       Sebelah Timur dari “LUTUR sampai dengan NGUR WADAL, dikuasai oleh SAIRATU”.

·       Sebelah Barat dari “NGUR WADAL sampai dengan LUTUR dikuasai oleh SABONO”.

·       Saudara mereka DITIWEAR memilih tinggal di hutan yang Bernama “HOAR HILA’A”.

 

Dari hasil kesepakatan itulah maka kini terbentuk tiga desa yang sampai hari ini ada di daratan Pulau Molu, yaitu :

·       Kakak sulung yang Bernama Sabono menguasai sebelah Barat dengan kampung yang Bernama “Wulmasa”.

·       Saudara perempuan yang Bernama Ditiwear yang tinggal di hutan membentuk kampung yang Bernama “Adodo Molu”, yang kini berada di pesisir pantai bagian Barat Pulau Molu.

·       Adik bungsu yang Bernama Sairatu membentuk kampung yang Bernama “Wadankou”, yang menguasai bagian Timur Pulau Molu, yang merupakan nenek moyang (Leluhur) Desa Wadankou.

Selain kesepakatan diatas, perlu dicatat dan diingat pula bahwa Sairatu sebagai adik yang bungsu dari tiga bersaudara, adalah Ahli Waris yang memegang harta pusaka nenek moyang dari turun temurun, yang berupa antara lain :

1.    TULANG MANUSIA ( TAMAT LURI )

2.    MANI-MANI ( SELENDANG )

3.    SABEBA ( CAWAT )

4.    EMAS-EMAS ( LORAN, KMENA, MARUMAT, HUWAL, DLL )

5.    BELUSU ( SESLAU )

6.    HUWAL ( TUSUK KONDE )

7.    RUFEL ( PELUIT )

 

Dengan demikian, dari uraian sejarah pendahuluan ini, terbukti bahwa Sairatu yang merupakan “Nenek Moyang Desa Wadankou”, adalah Ahli Waris dari tiga orang bersaudara, yang memegang seluruh harta warisan Datuk-datuk, yang sampai saat ini masih tersimpan baik oleh Tuan Tanah yang Bernama RIDOLOF SABONO.

 

 

Ditulis oleh Tuan Tanah Desa Wadankou: Ridolof Sabono, Piter Weradity, Adrian Takil ( Diambil dari Buku Catatan Sejarah Desa Wadankou )

 

 

 

B.   Misi Pekabaran Injil di Desa Wadankou

 

Pada tahun 1913 Injil masuk ke Wadankou yang dibawa oleh penginjil Saureka. Jemaat pertama yang di Pimpin Saureka adalah Jemaat Wunla dan kemudian di ganti menjadi Jemaat Wadankou,dan seiring berjalannya waktu, jemaat pertama yang di Baptis di Jemaat Wadankou ialah anak dari Kepala Desa yaitu YERET SAINLIA dan yang berikut Baptisan Kedua yaitu ELISA SABONO

 

Nama-Nama Penginjil pada masa Penginjil Saureka

1.    Bpk Pendeta Patimaupau

2.    Bpk Pendeta Korlevura

3.    Bpk Pendeta Yonas Tutuarim

4.    Bpk Pendeta Batmalmoli

5.    Bpk Pendeta Yusup Rahanwati

6.    Bpk Pendeta Samangun

Dan kemudian pindah Kampung Lama ke Desa Anara yang sekarang disebut yaitu Desa Wadankou pada Tahun 1958 setelah tiba didesa Anara/Wadankou pendeta yang pertama yaitu :

1.    Bpk Pendeta Wempi Kelmaskosu

2.    Bpk Pebdeta Melkianus Masrikat

3.    Bapk Pendeta Odi Sanamase

4.    Bpk Pendeta Aleks Pameu

5.    Ibu Pendeta Getreda Patiwalapia

 

Dan Pendeta yang keenam sekarang yaitu Bpk Pendeta Zeth Salamahu dengan jumlah jiwa di Desa Wadankou ialah 978 jiwa.

 

 

 

 

C.   Bukti Sejarah Misi Pekabaran Injil

 

1.    Geraja pertama yang dibangun

Gereja pertama di Bangun pada Tahun 1816

 

2.    Sekolah yang pertama di bangun

Sekolah di bangun pada tahun 1816 di bangun Bersama dengan Gereja, dan diberi nama SD KRISTEN WADANKOU

 

 

 

 Ditulis/Diceritakan oleh Bapak Oktuvianus Rusunwully

Nama    : Oktovianus Rusunwully

Ttl          : Wadankou 31 Oktober 1960                         

Jabatan : Majelis Jemaat Desa Wadankou

    Beliau adalah seorang Majelis Desa Wadankou yang menjabat sebagai majelis paling lama, atau majelis tertua.

 


 

 

 Seluruh isi dari tulisan ini merupakan tanggung jawab penulis

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penerimaan Mahasiswa Baru TA 2025/2026

 Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAK) Oikumene Timika Menerima Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2025/2026, Program Studi Stratum Satu (S1) Pendi...