Kata penginjilan selalu
dihubungkan dengan kata misi. Istilah misi dalam bahasa Indonesia diambil dari
bahasa latin, yaitu mission yang
dalam bahasa Belanda disebut zending
yang artinya pengutusan.
Kata mission adalah bentuk substatif
dari kata kerja mittere
(mitto,
missi, missum) yang memiliki beberapa pengertian
dasar yaitu, pertama membuang, menembak, membentur; kedua mengutus, mengirim; ketiga membiarkan,
membiarkan pergi, melepaskan pergi; keempat mengambil/mengendap, membiarkan
mengalir (darah).
Kata perutusan atau pengutusan sendiri di temui dalam Perjanjian Lama sebanyak
850 kali dan dalam Perjanjian Baru sekitar 400 kali,
itu artinya bahwa
kata tersebut sangat penting artinya dalam pertumbuhan
gereja. Menurut David J. Bosch, misi dan penginjilan tidaklah sinonim, tetapi
tidak terpisahkan dan terjalin dengan sangat erat dalam teologi dan praksis.
Misi adalah gereja yang diutus ke dalam dunia untuk mengasihi, melayani,
memberitakan, mengajar, menyembuhkan dan membebaskan sedangkan penginjilan
adalah bagian yang integral dari misi. J Verkuil dalam bukunya
Pembimbing ke Dalam Ilmu Pekabaran Injil Masa Kini, mengatakan bahwa:
“misiologi adalah pengkajian karya keselamatan Bapa, Anak, dan Roh Kudus yang
diseluruh dunia terarah kepada realisasi Kerajaan Allah. Sedangkan M. K. Drust
dalam bukunya Missiologie, megutip perkataan J. Douma dalam bukunya orientatie de Theologie, memberi
definisi sebagai berikut: “Penginjilan adalah pelaksanaan perintah jabatani
yang diberikan oleh Yesus
Kristus kepada Gereja dalam nama Bapa-Nya, yaitu untuk menyebarkan Injil
Kerajaan dalam zaman Roh Kudus ini menjadi kesaksian bagi semua bangsa sampai
ujung-ujung bumi.” Dari uraian di atas, maka secara
etimologi, Pekabaran Injil (euanggelizomai) adalah upaya untuk mengabarkan atau
memberi tahu kepada orang lain di berbagai tempat dan situasi tentang kabar
sukacita (Injil) yang dikerjakan Allah melalui Yesus Kristus, sehingga melalui
kabar tersebut orang yang mendengarnya menjadi percaya dan bersukacita. Jadi Pekabaran
Injil pada dasarnya merupakan tanggung jawab seluruh orang Kristen, sebab
Kristus sendiri hadir di tengah dunia dalam rangka memberitakan Injil kepada
dunia. Kehadiran-Nya di dalam dunia dihayati sebagai usaha untuk memberitakan
Injil, sebagaimana yang ditulis dalam Markus 1: 38, “Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku datang”. Kata Injil
dalam pandangan Kristus dapat diartikan sebagai kabar baik tentang kedatangan
Kerajaan Allah. Dalam Injil Lukas 7:22-23, "Pergilah,
dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta
melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli
mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan
kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak
Aku." Atau seperti
yang dikatakan dalam Kisah Para Rasaul 2:37-40, “Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka
sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain:
“Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” Jawab Petrus kepada mereka: Bertobatlah
dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus
Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih
jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita. Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia
memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati
mereka, katanya: “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.” Berdasar pandangan
Alkitab di atas, maka para uskup Anglikan berkata,
bahwa : “penginjilan adalah menceritakan tentang Kristus Yesus demikian rupa
dalam kuasa Roh Kudus, sehingga orang akan datang untuk mempertaruhkan iman
mereka kepada Allah melalui Dia sebagai Juru Selamat, dan melayani-Nya sebagai
Raja mereka dalam persekutuan gereja-Nya”. Sementara Janji Lausane
mendefiniskan pekabaran Injil adalah “Menyebarluaskan
kabar baik, bahwa Yesus Kritus telah mati karena dosa-dosa kita dan
dibangkitkan dari antara orang mati sesuai dengan kitab suci, dan sebagai Tuhan
yang memerintah sekarang Ia menawarkan pengampunan dosa dan karunia Roh yang
memberikan kemerdekaan kepada semua orang yang bertobat dan percaya.
Lausane menekankan pekabaran Injil sebagai berita sukacita kepada semua orang
berdosa yang telah diampuni dosanya melalui kematian dan kebangkitan Yesus
Kritus dan terus-menerus menawarkan pengampunan dosa kepada orang yang mau
bertobat dari dosa-dosanya. Sedangkan George Hunter menekankan bahwa
penginjilan adalah apa yang kita lakukan untuk menjadikan iman Kristen,
kehidupan Kristen serta misi Kristen sebagai pilihan hidup bagi orang-orang
yang belum menjadi murid Kristus baik di luar maupun di dalam jemaat.”
Disini Hunter menekankan pekabaran Injil sebagai perbuatan iman yang harus dilakukan oleh orang percaya untuk
menunjukkan kepada orang yang belum percaya melalui koinonia (persekutuan) dan Diakonia
(pelayanan). Hal yang sama dikatakan juga oleh Delos Miles dalam bukunya Introduction to Evangelism, “Penginjilan
adalah menjadi Injil Kerajaan Allah, melakukan serta memberitakannya, agar
dengan kuasa Roh Kudus orang dan struktur masyarakat dapat dibimbing untuk
tunduk kepada ketuhanan
Yesus Kristus.”
Dalam hal ini Miles menekankan aspek pekabaran Injil dari sisi Diakonia dan Marturia untuk menerima dan tunduk kepada Yesus Kritus sebagai
Tuhan dan Juru Selamatnya. Merujuk pada
pandangan-pandangan di atas, maka sesungguhnya Pekabaran Injil adalah Misi
Allah (Missio Dei) untuk memperluas
Kerajaan-Nya di dunia. Untuk hal tersebut, maka Ia memanggil dan mengutus
orang-orang percaya (gereja-Nya) untuk memberitakan Injil kepada semua orang
agar menerima-Nya, percaya kepada-Nya dan menjadi murid-Nya melalui
tripanggilan gereja, yakni bersekutu (koinonia),
bersaksi (marturia) dan melayani (diakonia). Dengan demikian Kerajaan
Allah identik dengan kondisi kehidupan
di mana Allah menjadi Raja di atas segala raja. Gereja, sebagai umat Allah,
dipanggil untuk berperan serta dalam mewujudkan tanda-tanda Kerajaan Allah
dengan melakukan pekabaran
Injil sesuai dengan karunia-karunia yang diberikan Allah kepada semua orang
percaya agar dunia mengalami syalom (damai sejahtera) Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar