Ditulis Oleh Ayhu Mabessy
AA. Latar
Belakang Desa Wadankou
Desa Wadankou adalah salah satu desa
yang berada di Pulaun Molu, Kecamatan Molu Maru, Kabupaten Maluku Tenggara
Barat, yang merupakan Pulau yang paling Utara dari Kabupaten Maluku Tenggara
Barat, yang dihuni oleh beberapa desa antara lain : Desa Wadankou, Desa Adodo
Molu, Desa Wulmasa, dan Desa Tutunametal.
Awal terjadinya masyarakat yang ada
di daratan Pulau Molu adalah orang-orang yang mendiami pulau ini antara lain :
1. Sabono
2. Ditiwear
3. Liaas
4. Sairatu
Mereka
ini berasal dari “BANDA NEIRA” dan berdiam di pulau Molu. Dalam kehidupan
mereka sehari-hari, mereka selalu hidup rukun dan damai di tempat atau kampung
yang Bernama Wulmasa. Waktu terus berputar dan pada suatu waktu saudara mereka
yang Bernama Liaas, Kembali ke kampung halaman mereka di Banda Neira,
meninggalkan ketiga saudaranya, yaitu; Sabono, Ditiwear, dan Sairatu, yang
memilih Pulau Molu sebagai tempat kediaman mereka.
Kehidupan
mereka yang harmonis di antara tiga bersaudara itu tidak bertahan lama sehingga
pada suatu waktu terjadi perselisihan di antara kedua kakak beradik, yaitu
SABONO dan SAIRATU. Perselisihan itu tidak dapat dihindari lagi, akhirnya
perangpun terjadi, Kakak dan adik saling melepaskan parang dan tombak untuk
saling melukai satu sama lain. Untuk mengatasi perselisihan itu, saudara
perempuan mereka DITIWEAR melepaskan semua pakaiannya, dengan demikian DITIWEAR
dengan telanjang bulat berdiri di antara SABONO dan SAIRATU dengan maksud untuk
melerai atau menghentikan perang saudara tersebut. Cara yang dilakukan DITIWEAR
berhasil, maka berdamailah saudara-saudaranya itu.
Setelah
SABONO dan SAIRATU berdamai, maka dibuatlah suatu kesepakatan di antar mereka,
hal ini dilakukan untuk menghindari perselisihan di antara mereka.
·
Sebelah Timur dari “LUTUR
sampai dengan NGUR WADAL, dikuasai oleh SAIRATU”.
·
Sebelah Barat dari “NGUR
WADAL sampai dengan LUTUR dikuasai oleh SABONO”.
·
Saudara mereka DITIWEAR
memilih tinggal di hutan yang Bernama “HOAR HILA’A”.
Dari
hasil kesepakatan itulah maka kini terbentuk tiga desa yang sampai hari ini ada
di daratan Pulau Molu, yaitu :
·
Kakak sulung yang Bernama
Sabono menguasai sebelah Barat dengan kampung yang Bernama “Wulmasa”.
·
Saudara perempuan yang
Bernama Ditiwear yang tinggal di hutan membentuk kampung yang Bernama “Adodo
Molu”, yang kini berada di pesisir pantai bagian Barat Pulau Molu.
·
Adik bungsu yang Bernama
Sairatu membentuk kampung yang Bernama “Wadankou”, yang menguasai bagian Timur
Pulau Molu, yang merupakan nenek moyang (Leluhur) Desa Wadankou.
Selain
kesepakatan diatas, perlu dicatat dan diingat pula bahwa Sairatu sebagai adik
yang bungsu dari tiga bersaudara, adalah Ahli Waris yang memegang harta pusaka
nenek moyang dari turun temurun, yang berupa antara lain :
1. TULANG
MANUSIA ( TAMAT LURI )
2. MANI-MANI
( SELENDANG )
3. SABEBA
( CAWAT )
4. EMAS-EMAS
( LORAN, KMENA, MARUMAT, HUWAL, DLL )
5. BELUSU
( SESLAU )
6. HUWAL
( TUSUK KONDE )
7. RUFEL
( PELUIT )
Dengan
demikian, dari uraian sejarah pendahuluan ini, terbukti bahwa Sairatu yang
merupakan “Nenek Moyang Desa Wadankou”, adalah Ahli Waris dari tiga orang
bersaudara, yang memegang seluruh harta warisan Datuk-datuk, yang sampai saat
ini masih tersimpan baik oleh Tuan Tanah yang Bernama RIDOLOF SABONO.
Ditulis oleh Tuan Tanah Desa Wadankou: Ridolof Sabono, Piter
Weradity, Adrian Takil ( Diambil dari Buku Catatan Sejarah Desa Wadankou )

B. Misi
Pekabaran Injil di Desa Wadankou
Pada tahun 1913 Injil masuk ke
Wadankou yang dibawa oleh penginjil Saureka. Jemaat pertama yang di Pimpin
Saureka adalah Jemaat Wunla dan kemudian di ganti menjadi Jemaat Wadankou,dan
seiring berjalannya waktu, jemaat pertama yang di Baptis di Jemaat Wadankou
ialah anak dari Kepala Desa yaitu YERET SAINLIA dan yang berikut Baptisan Kedua
yaitu ELISA SABONO
Nama-Nama Penginjil pada
masa Penginjil Saureka
1. Bpk
Pendeta Patimaupau
2. Bpk
Pendeta Korlevura
3. Bpk
Pendeta Yonas Tutuarim
4. Bpk
Pendeta Batmalmoli
5. Bpk
Pendeta Yusup Rahanwati
6. Bpk
Pendeta Samangun
Dan
kemudian pindah Kampung Lama ke Desa Anara yang sekarang disebut yaitu Desa
Wadankou pada Tahun 1958 setelah tiba didesa Anara/Wadankou pendeta yang
pertama yaitu :
1. Bpk
Pendeta Wempi Kelmaskosu
2. Bpk
Pebdeta Melkianus Masrikat
3. Bapk
Pendeta Odi Sanamase
4. Bpk
Pendeta Aleks Pameu
5. Ibu
Pendeta Getreda Patiwalapia
Dan
Pendeta yang keenam sekarang yaitu Bpk Pendeta Zeth Salamahu dengan jumlah jiwa
di Desa Wadankou ialah 978 jiwa.
C. Bukti
Sejarah Misi Pekabaran Injil
1. Geraja
pertama yang dibangun
Gereja pertama di Bangun pada Tahun 1816
2. Sekolah
yang pertama di bangun
Sekolah
di bangun pada tahun 1816 di bangun Bersama dengan Gereja, dan diberi nama SD
KRISTEN WADANKOU
Ditulis/Diceritakan
oleh Bapak Oktuvianus Rusunwully
Nama : Oktovianus Rusunwully
Ttl : Wadankou 31 Oktober 1960
Jabatan :
Majelis Jemaat Desa Wadankou
Beliau adalah seorang Majelis Desa Wadankou yang
menjabat sebagai majelis paling lama, atau majelis tertua.

Seluruh isi dari tulisan ini merupakan tanggung jawab penulis